SINOPSIS ARTI SAHABAT EPISODE 14, Kamis, 24 Juni 2010
Ajeng pun memeluk boneka dari Nakula, itu artinya menerimanya? Ajeng senyum-senyum kecil ketika seluruh orang di tempat itu bersorak sorai karena menerima cinta Nakula. Yudha yang berada di barisan belakang murid-murid yang berkerumun tidak terima. Dia pun langsung pergi dari tempat itu.
Setelah itu, para kru Bilang Cinta Dong menghampiri Fathir, mereka ingin mewawancarai Fathir karena Fathir adalah ketua OSIS (Bukannya Yudha?). Tapi Fathir memanfaatkan kesempatan itu untuk minta maaf sama Vita, soal Fathir sudah marah-marah sama Vita padahal Fathir sendiri salah paham. Dia pikir Vita sengaja menjebaknya tentang kejadian di perpustakaan beberapa hari lalu.
Di kamar Vita, kebetulan Vita pun menyalakan televisinya (Lah? Bukannya belum pulang?). Vita langsung terkejut ketika Fathir minta maaf padanya di televisi. Vita langsung beringsut mendekati tvnya yang cukup besar itu, dan memegang layarnya. “Loe bikin gue makin cinta ama loe, gimana mungkin sih gue benci ama loe?” gumam Vita seraya menatapi layar tv.
Sementara itu, Yudha masih kesal dengan kejadian Ajeng menerima cinta Nakula. Sambil stress dia bermain bola basket di lapangan basket sekolah, tapi bolanya gak masuk-masuk. (keren banget sih Yudha pas stress… kalau aku sih ngilangin stress sambil lari *siapa yang nanya?*). Bolanya pun menggelinding ke arah seseorang, yang tidak lain adalah Ajeng. Ajeng pun mengambil bolanya.
“Yudha…” sahut Ajeng. Tapi kayaknya Yudha masih kesal, hingga akhirnya Ajengpun menjelaskan kalau sebenarnya dia itu tidak menerima cinta Nakula. Dia cuma gak mau Nakula dipermalukan orang banyak, jadi ketika para kru dan anak-anak pergi Ajeng bicara ke Nakula kalau Ajeng gak bisa menerima cinta Nakula karena sudah ada orang yang dia suka. Yudha langsung sumringah, dia tahu kalau yang dimaksud Ajeng adalah dirinya.
“Selamat, ya. Gue juga udah punya orang yang gue suka,” kata Yudha. Mereka pun saling tatap-tatapan. Tiba-tiba ketika itu para kru malah datang, mereka bingung kenapa cewek yang ditembak Nakula malah sama Yudha. Akhirnya Yudha bilang kalau tadi itu cuma nembak bohong-bohongan, soalnya Ajeng itu cewek stress dan Nakula kasihan sama Ajeng. Yudha langsung pergi sementara Ajeng dikelilingi oleh para kru yang meminta penjelasan, Ajeng bilang kalau Yudha Cuma fitnah aja. LOL.
Ajeng mencoba lari dari kejaran kru, tapi di koridor sekolah dia malah menabrak Nakula. Ajeng langsung tidak nyaman, dia menaruh rambutnya ke belakang telinga. Sementara Nakula memegang tangan Ajeng, seraya memohon untuk memberinya kesempatan terakhir. Tapi Ajeng tetap menolaknya, karena Ajeng tidak ingin membohongi dirinya sendiri.
Ajeng mencoba lari dari kejaran kru, tapi di koridor sekolah dia malah menabrak Nakula. Ajeng langsung tidak nyaman, dia menaruh rambutnya ke belakang telinga. Sementara Nakula memegang tangan Ajeng, seraya memohon untuk memberinya kesempatan terakhir. Tapi Ajeng tetap menolaknya, karena Ajeng tidak ingin membohongi dirinya sendiri.
Di perkarangan sekolah Fathir bicara pada dirinya sendiri, dia takut kalau minta maafnya pada Vita tadi membuat Angel, pacarnya marah. Secara, Angel adalah musuh besar Vita dan Angel juga cemburuan banget. Ketika itu, Angel muncul dan Fathir tersentak. Ia mencoba menjelaskan kejadian tadi tapi Angel langsung memotong pembicaraannya dan bilang kalau Fathir itu gentle-man banget, karena sudah berani minta maaf di depan umum. Angel juga bilang kalau dia merasa dirinya sangat beruntung, karena diantara ratusan anak sekolah, Fathir memilih dirinya sebagai pacar.
Dalam hati Fathir, dia menyesal kenapa dia gak suka sama Angel. Tapi malah jatuh cinta sama orang yang seharusnya dia benci.
Siang harinya, di kantor Vita (dia juga kerja satu kantor sama Fathir), Vita bicara sendiri, dia bingung bagaimana menghadapi Fathir ketika Fathir datang nanti. Harus jual mahal atau enggak? Tidak lama kemudian, Fathir pun datang. Vita langsung bersiap ketika Fathir mendekatinya.
“Vita!”
“Gue udah tahu kok kamu mau ngomong apa!” kata Vita.
“Oh, bagus deh. Kalau gitu loe cepet ngopi proposal ini!” suruh Fathir seraya memberikan sebuah proposal pada Vita. Vita kaget, dia pikir kalau Fathir mau minta maaf padanya, eh, malah balik lagi jadi jutek.
“Gue udah tahu kok kamu mau ngomong apa!” kata Vita.
“Oh, bagus deh. Kalau gitu loe cepet ngopi proposal ini!” suruh Fathir seraya memberikan sebuah proposal pada Vita. Vita kaget, dia pikir kalau Fathir mau minta maaf padanya, eh, malah balik lagi jadi jutek.
Malam harinya, Angel sedang berada di rumah Fathir. Dia sedang menjaga Abel yang sedang sakit. Abel terbaring di atas kasur. Suara petir terdengar dari balik jendela, dan Abel langsung memeluk bonekanya erat-erat. Abel bilang kalau dia tidak akan kesepian kalau Angel harus meninggalkannya, karena ada boneka kesayangannya di sampingnya. Abel bilang dia sayang banget sama yang ngasih boneka (Vita). Dalam hati, Angel berpikir kalau Fathir itu kakak yang sangat baik, karena memberikan boneka itu pada Abel.
Tiba-tiba Abel batuk-batuk. Angel khawatir, sementara obat Abel semuanya habis. Angel pun memutuskan untuk pergi mencari obat. Walau dia harus hujan-hujanan.
Fathir dan Vita berteduh di bawah halte sepulang kerja, Vita bilang kalau Fathir sekarang pasti lagi mikirin Abel. Tapi Fathir tetap jutek. Vita mulai capek.
“Loe menerima maaf dia, gak?”
“Ya.., iyalah…” kata Vita.
“Bilang kek dari tadi! Cewek blo’on!” seru Fathir.
Tidak lama kemudian, taksi datang dari arah kira. Secara spontan Vita memberhentikannya. Sebelum masuk ke taksi dia bicara pada Fathir.
“Ya.., iyalah…” kata Vita.
“Bilang kek dari tadi! Cewek blo’on!” seru Fathir.
Tidak lama kemudian, taksi datang dari arah kira. Secara spontan Vita memberhentikannya. Sebelum masuk ke taksi dia bicara pada Fathir.
“Tadinya gue mau ngajakin loe pulang, tapi gue gak jadi. Loe nunggu aja disini sampai hujan reda. Sampai loe jadi blo’on!” seru Vita lalu masuk ke Taksi. Taksi pun melesat di jalan raya meninggalkan Fathir sendirian di halte.
“Gue terpaksa jutek sama loe, Vit! Gue takut perasaan gue berubah ke loe!” ucap Fathir setelah Vita pergi.
Sementara di dalam taksi, Vita bicara sendiri. “Kenapa sih susah banget suka sama loe, Fathir?”
Angel ikut berteduh di dekat halte tempat Fathir berteduh juga. Cuma mereka tidak saling bertemu. Fathir pun keburu pergi dari halte. Di bawah hujan, “Kenapa sih gue harus cinta ma Loe, Vit? Gw tau kita gak mungkin bersatu.” Teriak Fathir.
Sementara Angel juga bicara sendiri, (kebanyakan bicara sendiri nih. Maksudnya dalam hati kali, ya?) kalau dia harus segera ngasih obat ke Abel. Tidak lama kemudian, taksi pun datang dan Angel langsung memberhentikannya, lalu naik menuju rumah Fathir.
Ketika tiba di rumah, dengan baju masih basah kuyup, Fathir masuk ke kamar Abel dan mencium kening adik perempuannya itu. Dia lalu mendapati obat-obatan dan roti di meja dekat kasur Abel, dia juga melihat Abel memeluk boneka yang diberikan Vita untuk Fathir. Akhirnya, Fathir pikir Vita lah yang telah memberikan obat-obatan dan roti tersebut. “Gw makin gak bisa mengendalikan perasaan gw sama loe,” batinnya.
Di rumah Angel, Angel batuk-batuk. Sepertinya ia sakit. Sambil mengusap-ngusap handuk ke rambut yang basah, Angel bergumam tidak apa-apa kalau sakit, asal bisa makin dekat dengan Fathir (kalau Vita mah malah gak ingin Fathir tahu kalau dia dah berbuat baik ke Abel).
Keesokan harinya di sekolah, Fathir bingung dia berterimakasih pada Vita atau tidak. Soalnya, dia kan lagi berusaha jutek sama Vita. Tiba-tiba, Vita datang dari arah berlawanan, Vita berjalan mendekat ke arah Fathir, dan mereka saling tatap-tatapan. Tapi Vita langsung membuang pandangannya ke arah lain.
Angel muncul di belakang Fathir, dia tersenyum-senyum sendiri dan berharap Fathir akan berterima kasih padanya. Dia pun menghampiri Fathir.
“Tumben datang pagi-pagi!” seru Angel.
“Iya, gue kantor OSIS dulu, ya,” kata Fathir langsung meninggalkan Angel. Angel kecewa sekaligus heran, kenapa Fathir tidak berterimakasih kepadanya?
“Iya, gue kantor OSIS dulu, ya,” kata Fathir langsung meninggalkan Angel. Angel kecewa sekaligus heran, kenapa Fathir tidak berterimakasih kepadanya?
Di koridor sekolah, Ajeng bergumam, kalau sebentar lagi lomba Karya Ilmiah. Dia deg-degan. Yudha datang dari arah berlawanan, dia menghampiri Ajeng tapi tidak bicara apa-apa kepadanya. Sebenarnya dia sedang memasukkan sebuah amplop ke dalam tas Ajeng, hanya saja Ajengnya tidak sadar. Yudha pergi setelah itu, dia berdiri di belakang Ajeng yang memunggunginya. Ajeng heran, seharusnya Yudha bicara apa kek kepadanya, karena Ajeng akan lomba karya Ilmiah. Tapi Yudha malah gak bicara apapun, Ajeng pikir jangan-jangan cewek yang Yudha sukai bukan dia. Ajeng pun langsung melangkah pergi.
Di dalam kelas, Yudha bergumam kalau dia harus datang ke lomba KIR Ajeng. Sementara dia terjebak dalam mata pelajaran geografi. Dia pun punya akal dan melempar kertas ke arah Nakula. Nakula membacanya dan membisiki sesuatu ke Aldo. Tiba-tiba, Nakula menggebrak meja dan marah-marah ke Aldo. Dia berteriak kalau dia gak bermaksud merebut pacar Aldo. Aldo tidak kalah sengit. Seluruh mata di kelas teralihkan, terutama si guru geografi. Si guru pun langsung melerai Aldo dan Nakula, Yudha memanfaatkan kejadian itu untuk kabur dari kelas. Tapi sialnya, di luar kelas ada KepSek lagi menelepon. Yudha pun tidak jadi keluar kelas dan masuk lagi. Ia ingin keluar lewat jendela tapi tetap ketahuan KepSek.
Kala itu mentari bersinar, memanggang Yudha, Aldo, dan Nakula yang sedang lari-lari mengelilingi lapangan, karena dihukum KepSek. Aldo dan Nakula mengeluh ke bosnya, Sudah gagal, ketahuan pula! Mereka bertanya ada apa tapi Yudha tidak bisa menjelaskannya karena tidak ingin menghancurkan hati Nakula. Yudha cuma bisa mendukung dari jauh, sementara Ajeng, walau deg-degan, dia tetap harus bersemangat untuk lomba KIR ini.
Di saat yang bersamaan, Yudha dan Ajeng berseru, “SEMANGAT!” (Kompak terus nih… Hehe.)
Di perpustakaan, Angel sedang menulis sambil terbatuk-batuk. Fathir langsung menghampirinya dan bertanya ada apa? Angel bilang kalau dia sedang menulis catatan untuk Fathir, Angel mengerti kalau Fathir sibuk dengan OSIS jadi tidak sempat mencatat.
“Ya ampun, kamu mencatat sebanyak ini untuk gue?” tanya Fathir. Dia merasa kalau Angel itu baik banget, sementara dia malah tidak menyukainya. Angel lalu terbatuk-batuk lagi, dan Fathir kembali bertanya ada apa? Angel bilang kalau ini karena hujan-hujanan membeli obat untuk Abel. Fathir tersentak. Angel lalu bertanya kabar Abel, apakah Abel baik-baik saja?
Fathir masih terkejut karena ternyata yang membeli obat-obatan itu adalah Angel. Fathir pun memegang dagu Angel yang sedang duduk itu, dan bilang kalau Fathir akan beli obat. Intinya sih khawatir. Tidak lama kemudian, Angel datang dan dia mendehem ke arah mereka. Keduanya tersentak.
“Angel, kamu dipanggil Bu Amanda di Aula,” kata Vita. Lalu pergi.
Di tempat lomba KIR, Ajeng masih terus deg-degan. Cewek disampingnya langsung ngasih dia permen, dan bilang kalau makan permen itu bisa menghilangkan rasa gugup. Mereka pun berkenalan. Ajeng melihat penampilan cewek itu, kayaknya Vaness itu tajir banget. Vanessa, nama cewek itu, bilang kalau dia gugup sekali karena baru pulang dari Amerika. Secara, mata pelajaran di Amerika beda sama di Indonesia. Ajeng makin berdecak kagum, dan bilang kalau Vanessa itu pinter banget. Vanessa cuma tersenyum. Ajeng lalu bertanya Vanessa SMA dimana? Vanessa bilang, SMA Kartini. Kamu sendiri? Ajeng jawab kalau dia SMA di SMA 25. Vanessa terkejut ketika Ajeng bilang tentang SMA 25.
“Katanya kapten basket SMA 25 itu nyebelin banget, ya?” tanya Vanessa. Ajeng mengiyakan, kalau Yudha, si kapten basket emang nyebelin banget. Vanessa lalu minta alamat dan nomor ponsel Ajeng, Ajeng bilang sebentar seraya membuka tasnya. Eh, malah melihat amplop coklat. Karena penasaran, Ajeng membuka amplop surat tersebut. Isinya, foto Yudha lagi megang bola basket. Di bawahnya ada tulisan dari spidol: Kalau loe liat foto ini, loe pasti jadi semangat dan seneng lagi. (kira-kira gitu. Aduh, narsis amat…). Ajeng tersenyum, dan Vanessa bilang kalau dia sok-sokan banget. Ajeng mengiyakan.
Sementara, di Aula, Bu Vanessa bersama anak cheerleaders menyuruh anak-anak bikin proposal untuk acara PENSI. Karina menyarankan kalau mereka buat proposalnya di rumah Vita aja, soalnya bokapnya Vita lagi sering ke luar negeri. Vita menolak kalau membayangkan Angel menginap bersamanya, Angel juga. Mereka secara bersamaan protes ke Bu Amanda. Tapi Bu Amanda malah sangat setuju.
Ketika Ajeng lagi nunggu angkot untuk pulang dari lomba KIR, sebuah mobil berwarna silver dengan nomor polisi B1949UFA menepi di depannya. Kaca depan mobil itu dibuka, itu Vanessa. Dia menawarkan Ajeng pulang bersamanya, Ajeng bilang kalau dia senang punya teman baik kayak Vanessa. Ajeng pun masuk ke dalam mobil silver tersebut.
Di Rumah Vita, Angel bilang semoga proposal ini bisa cepat selesai biar mereka gak usah lagi nginep di rumah Vita. Vita juga bilang semoga proposalnya cepat selesai biar mereka gak usah lagi nginep di rumahnya. Kirana bilang mereka itu kayak anjing sama kucing aja berantem terus.
Tak lama kemudian, terdengar suara bel, Vita langsung menuju pintu untuk membukanya. Sementara Angel mulai batuk lagi dan ingin mengambil air minum dari dapur. Ketika Vita membuka pintu, ternyata itu Fathir yang ingin memberinya proposal yang harus diselesaikan. Mereka berdiri canggung-canggungan. Vita pikir Fathir tidak juga pergi karena tahu ada pacarnya disini. Angel melihat mereka berdua ketika hendak membuka kulkas, dan segera menghampiri mereka.
Karena Angel, Fathir pun tidak segera pulang. Ia terjebak diantara cewek-cewek. Sementara, Angel menghampiri Vita dan bertanya kepadanya, kenapa Vita tidak beritahu Angel kalau Fathir datang? Apa mungkin Vita sengaja? Vita bilang kehadiran Fathir itu gak ngaruh. Lagian rumah ini rumah Vita, jadi terserah Vita. Vita juga bilang kalau rumahnya bukan tempat pacaran. Angel bilang, dia bisa mengusir Fathir kapanpun dia mau.
Angel langsung menghampiri Fathir dan bilang sebaiknya Fathir pulang aja deh. Banyak cewek, gak enak. Fathir langsung menyambut baik, dia juga gak nyaman. Tapi Kirana menahan Fathir dan bilang kalau Angel masih sakit, Fathir harus merawat Angel.
Di rumah Ajeng, Vanessa dan Ajeng lagi ngobrol. Vanessa bilang kalau Ajeng pasti pintar masak. Ajeng bilang kalau rumahnya biasa aja. Tapi Vanessa bilang asalkan penghuninya penuh cinta, rumah ini lebih nyaman. Ajeng bilang kalau Vanessa itu perfect banget, Vanessa bilang kalau gak segitunya juga. Ajeng bilang kalau Vanessa itu beruntung banget, Vanessa bilang kalau dia tidak seberuntung itu. Tapi dia juga tidak ingin banyak mengeluh. Vanessa bilang bagaimana kalau Ajeng menginap di rumahnya aja, soalnya orang tuanya sedang pergi. Ajeng bilang dia harus minta izin tantenya dulu. Vanessa bilang dia bakal bantu.
Di rumah Vita, Angel dan Fathir duduk berdempetan. Mereka kerap diledekin sama cewek-cewek cheerleaders itu. Fathir lalu menyuapi obat ke Angel, ketika itu Vita datang dan memotret mereka. Fathir dan Angel tersentak kaget. Vita lalu bersorak kalau foto itu bakal dipajang di mading sebagai The Best Couple. Vita lalu pergi menjauh dan melihat foto itu sambil menangis, dia bergumam dalam hati kalau dia sudah capek dan ingin berdamai dengan keadaan (sedih…).
Ajeng dan Vanessa menghampiri mobil Vanessa. Ajeng berkata gak nyangka tantenya mengizinkan dia nginep di rumah Vanessa. Mereka pun masuk mobil dan meninggalkan halaman. Setelah itu, Yudha datang dengan motornya. Dia mengetuk pintu berharap ketemu Ajeng tapi gak ada yang menyahut (emang tantenya Ajeng gak ada?). Yudha lalu menelpon Ajeng tapi ponsel Ajeng gak aktif (ponsel Yudha dah ganti. Hehe.).
Di rumah Vita, Marco datang memberikan sesuatu ke anak cheerleaders. Lalu ingin segera pergi tapi ditahan Fathir, Fathir bilang kalau dia ingin ditemenin soalnya disitu cewek semua. Marco awalnya gak mau tapi terus didesak Fathir.
Tidak lama kemudian, Vita bilang dia ngundang satu teman lagi. Dan Lisa muncul tapi semuanya lagi bete sama Lisa. Vita bilang, kita harus bisa memaafkan Lisa. Fathir kagum sama Vita, biarpun Vita cewek manja tapi Vita itu punya hati yang lapang. Vita kembali meramaikan suasana dengan menyuruh Fathir dan Marco menari seperti cheerleaders. Vita pun menggerak-gerakkan lengan Fathir, dan Angel terlihat cemburu.
Beberapa saat kemudian, ponsel Lisa berdering. Vita memanggil Lisa tapi Lisa gak juga datang. Akhirnya Vita memutuskan sambungannya, eh, malah ada foto-foto Ajeng sama Yudha lagi main layangan. Vita heran bukan main. Dan ketika itu Lisa datang…